Sunday, October 15, 2006

Nyawa gak bergaransi.

Siang itu cuacanya begitu berkabut,maklum musim bakar hutan telah tiba,cuaca memang agak gerah dan aku pikir akan hujan.Akhir Ramadhan ini sungguh ngak terasa,maklum sekolah masih buka gak ada libur ,jadilah keseharianku seperti biasa gak ada bedanya.
Gak nyadar siang itu aku sepertinya kehabisan waktu, aku mau beli ini itu sebelum ambil Aishah dari sekolah,aku pikir lebih awal lebih baik.
Ting-tong-ting-tong,jlek aku turun dari tingkatke19 ku,meluncur kebawah,dari kaca pintu lift aku lihat di kotak surat kok ada cat banyak .Aku gak yakin,kok tega-teganya orang semprot kotak surat itu dengan cat merah,paling-paling ini kerjaannya "si -tailong" depkolektor,alias si penagih hutang yang lagi marah pada salah seorang penghuni "ru-sun" ini hingga dia berbuat seperti itu.
Tapi dugaanku salah besar,ternyata bukan cat,ternyata darah segar yang mengalir dari atas atap,tepatnya di tingkat dua.
MasyaAlloh.....langsung bulu kuduk merinding.... sesosok mayat perempuan sudah tebujur kaku dengan tangan terjuntai kebawah,dengan posisi tubuh telentang,kepala pecah .
Aku lihat dari pintu keluar koridor lift banyak polisi hilir mudik,banyak yang melongo melihat pecahnya platfom atas dengan hempasan tubuh wanita yang mungkin hanya seberat empat puluh lebih kilo,sungguh dasyat hempasan itu.
Denger dari orang sebelah ,hempasan itu kedengaran seperti bom,atau letusan yang secepat kilat.
Miris melihatnya,yang keluar dari bibirku adalah ,"kok bisa-kok bisa?" ,ternyata blok ku jadi tempat buggy jumping manusia yang mempertaruhkan nyawanya tanpa garansi.
Astaqfirulloh......bulan indahku tercemari oleh pemandangan tragis,sungguh ironis
Astaqfirulloh hal adhim

1 comment:

Anonymous said...

Masyaallaaaaah... serem amat, Ritaaa...